Duduk terlalu lama ternyata dapat berdampak buruk bagi kesehatan otak, demikian menurut sebuah studi terbaru. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa perilaku sedentari, seperti duduk atau berbaring terlalu sering, dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif dan penyusutan otak, terutama pada orang di atas 50 tahun. Para peneliti menekankan pentingnya mengurangi waktu duduk, meskipun seseorang rutin berolahraga, sebagai langkah efektif untuk menurunkan risiko Alzheimer.
Studi yang melibatkan 404 partisipan tersebut menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar peserta telah memenuhi rekomendasi olahraga minimal per minggu, mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu duduk tetap menunjukkan fungsi kognitif yang lebih buruk. Gejala awal kerusakan otak, terutama pada area hipokampus yang penting untuk memori, terlihat pada partisipan yang sering duduk terlalu lama. Dampak negatif dari kebiasaan tersebut juga lebih kuat dirasakan oleh individu yang memiliki risiko genetik tinggi terhadap Alzheimer.
Hasil studi ini menegaskan bahwa mengurangi durasi duduk dapat menjadi langkah efektif dalam mencegah penuaan otak, meskipun tetap penting untuk menjaga aktivitas fisik dan olahraga. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Alzheimer’s & Dementia dan menjadi bahan pertimbangan penting bagi para ahli kesehatan dan peneliti untuk memahami dampak gaya hidup terhadap kesehatan otak seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara waktu duduk, olahraga, dan aktivitas fisik tetap menjadi kunci penting bagi kesehatan otak dan tubuh secara keseluruhan.