Matcha, bubuk teh hijau khas Jepang, sedang menjadi tren di berbagai cafe. Namun, kepopulerannya telah membuat stok matcha semakin langka di Jepang dan harga pun mulai naik. Seiring dengan manfaat kesehatan yang ditawarkannya, seperti menenangkan pikiran, meningkatkan fungsi otak, dan mendukung kesehatan jantung serta pencernaan, matcha juga mengandung kafein yang bisa berdampak negatif bagi beberapa individu yang sensitif terhadap kafein.
Meskipun kandungan kafein matcha lebih rendah dibandingkan kopi, efeknya bisa bertahan lebih lama karena adanya asam amino L-theanine yang memberi efek relaksasi dan fokus. Namun, konsumsi matcha secara berlebihan dapat mengganggu tidur dan menyebabkan tegangan. Selain itu, dosis tinggi matcha juga dapat memengaruhi fungsi hati dan proses detoksifikasi tubuh, terutama jika dikonsumsi sebagai suplemen dosis tinggi.
Ada beberapa kelompok yang tidak disarankan untuk minum matcha, seperti orang dengan gangguan tidur, masalah fungsi hati, sensitivitas terhadap kafein, penderita gangguan penyerapan zat besi, dan orang yang mengonsumsi obat pengencer darah. Meski demikian, dalam jumlah yang wajar, matcha tetap menawarkan manfaat kesehatan yang beragam, seperti menurunkan stres, meningkatkan fokus, mendukung kesehatan jantung, melawan radikal bebas, dan menstabilkan gula darah.
Penting untuk konsultasi dengan dokter sebelum rutin mengkonsumsi matcha, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu. Dengan demikian, matcha dapat dinikmati dengan bijak sebagai bagian dari gaya hidup sehat tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya.