Ketika orang dewasa tidak hadir, remaja sering kali menjadi rentan terhadap pengaruh kelompok sebaya yang dapat membentuk persepsi mereka terhadap kekerasan. Lingkungan sosial di mana kekerasan menjadi hal biasa, remaja cenderung memandangnya sebagai hal yang normal. Teman sebaya memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan remaja, karena biasanya remaja lebih fokus pada interaksi dengan teman sebayanya. Teknologi digital juga turut berperan dalam memperluas ruang ekspresi remaja, termasuk dalam penyebaran kekerasan. Tawuran antar remaja tidak hanya terjadi secara diam-diam, tapi juga terekam, dibagikan, dan bahkan dipamerkan di media sosial. Dunia maya memainkan peran penting dalam mengubah realitas tempat remaja hidup, menjadi tempat untuk mendokumentasikan, menyebarkan, dan mencari pengakuan. Namun di sisi lain, konten kekerasan yang viral seringkali menarik perhatian dan kritik banyak pihak, bahkan dapat dijadikan sebagai bukti dari tindakan kekerasan yang terjadi.
Analisis Psikologis Tawuran di Jakarta: Ancaman dan Dampak
BERITA TERKAIT