Kualitas udara di Jakarta pada hari ini, Rabu (14/5/2025) menunjukkan bahwa situasinya tidak sehat bagi kelompok sensitif. Berdasarkan laman IQAir, Indeks Kualitas Udara (AQI) mencapai 122 dengan tingkat polusi udara Kota Jakarta terutama di angka PM2.5, yaitu partikel halus dengan diameter kurang dari atau sama dengan 2,5 µm.
Partikel PM2.5 sangat kecil dan dapat terhirup ke dalam aliran darah saat bernapas. Karena ukurannya yang kecil, partikel ini dapat menimbulkan ancaman kesehatan yang besar. Sumber polusi udara PM2.5 dapat berasal dari aktivitas manusia seperti proses industri, pembakaran limbah, asap kendaraan bermotor, dan reaksi kimia dari gas berbahaya.
Efek jangka pendek dari polusi udara bisa mencakup iritasi pada mata, tenggorokan, dan hidung, detak jantung tidak teratur, batuk, nyeri dada, sakit tenggorokan, sesak napas, dan serangan asma. Sementara itu, efek jangka panjang bisa menyebabkan berbagai penyakit pernapasan seperti bronkitis, asma, emfisema, kerusakan jaringan paru-paru, kanker, serangan jantung, stroke, dan kematian dini.
Kondisi ini menegaskan pentingnya kesadaran akan kualitas udara dan perlunya langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan masyarakat. Polusi udara merupakan masalah serius yang harus ditangani secara bersama-sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkualitas.