Eveline, sebagai pemilik saham mayoritas di PSBS Biak, mengungkapkan bahwa sumber dana operasional tim sempat disetop akibat masalah internal manajemen. Hal ini menyebabkan kondisi manajemen PSBS Biak menjadi kacau dalam beberapa bulan terakhir.
Dikatakan oleh Eveline, pemegang saham menarik diri dan menghentikan dukungan kepada tim akibat kegaduhan tersebut. Hal ini menyebabkan tunggakan gaji dan utang ke beberapa vendor selama tiga bulan terakhir. Eveline merasa tidak nyaman dengan situasi ini saat menjabat sebagai Presiden Direktur PSBS Biak.
Melihat keadaan manajemen tim semakin memburuk, Eveline memohon agar pemilik saham kembali membantu PSBS Biak. Hal ini dilakukan untuk menjaga marwah sepak bola di Papua agar tidak tercemar dengan isu keterlambatan pembayaran gaji.
Eveline juga mengungkapkan bahwa banyak pemain yang mengeluh langsung kepada dirinya akibat telatnya pembayaran gaji, bonus, dan lainnya. Setelah pemilik saham kembali memberikan dukungan, barulah PSBS Biak bisa menyelesaikan dua laga terakhir musim tersebut.
Karena suasana tidak nyaman dalam manajemen, ada usulan untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PSBS Biak. Rencananya RUPS akan diadakan di Biak pada Rabu (14/5/2025). Eveline dan pemilik saham mayoritas sudah tiba di Biak, namun tiba-tiba ada hal yang membuat RUPS tersebut batal digelar.