Pusat Meteorologi Nasional Saudi telah mengumumkan bahwa musim haji 2025 akan menjadi musim haji terakhir yang dilaksanakan selama puncak musim panas hingga tahun 2042. Mulai tahun 2026, ibadah haji Islam akan beralih ke musim yang lebih dingin, memberikan kelegaan bagi jutaan umat Islam yang melakukan perjalanan ke Mekah setiap tahunnya.
Pergeseran ini terjadi karena kalender lunar Islam menggeser tanggal haji sekitar 10 hari lebih awal pada kalender Gregorian setiap tahun. Dari tahun 2026 hingga 2033, haji akan jatuh pada musim semi, lalu beralih ke siklus musim dingin hingga tahun 2041. Ibadah haji akan kembali ke bulan-bulan musim panas pada tahun 2042 dan tetap di sana selama sembilan tahun.
Selama musim haji terakhir di tengah cuaca panas ekstrem, para jamaah haji menghadapi suhu antara 46°C dan 51°C di Mekah. Upaya pemerintah Arab Saudi untuk mengurangi risiko panas tersebut termasuk menambahkan area yang teduh, stasiun air tambahan, unit pendingin bergerak, dan kampanye keselamatan dari panas.
Pada tahun 2024, pemerintah Arab Saudi memperluas jaringan pemantauan cuaca dengan memasang 33 stasiun cuaca baru dan menggunakan sistem radar bergerak. Dengan semakin dekatnya haji 2025, Arab Saudi berharap dapat menampung lebih dari 1,8 juta peziarah. Ibadah haji tahun ini akan menjadi yang terakhir di bawah terik matahari musim panas sebelum pergantian musim dimulai, menawarkan masa depan yang lebih aman dan nyaman bagi para peserta.