Di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, panen raya padi telah berlangsung selama satu bulan terakhir. Produksi padi yang melimpah di Maros menjadi kabar baik bagi upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan di Indonesia. Kementerian Pertanian dan Perum Bulog telah menyiapkan strategi untuk menyerap hasil panen secara optimal dan menjaga harga gabah tetap stabil dengan koordinasi bersama Pemerintah Daerah. Selain itu, ada skema bantuan kepada petani berupa subsidi pupuk, sarana produksi, dan pendampingan dari TNI untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan pupuk bagi petani. Bulog juga sudah menyiapkan diri untuk menyerap panen raya tahun ini dengan membeli gabah petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500/kg untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Di Maros, Kecamatan Bantimurung, Kecamatan Simbang, dan beberapa kecamatan lainnya sudah mulai melakukan panen raya. TNI terlibat dalam mengawal penyerapan panen padi di berbagai wilayah, seperti yang dilakukan oleh Danramil 1422-02/Bantimurung Simbang, yaitu Kapten Czi Edy. Sementara di Dusun Bontolabbu, Desa Jenetaesa, Babinsa Koramil 02/Bantimurung Serka H. Ghani dengan cermat mengawal hasil panen padi petani, menunjukkan dedikasi TNI dalam menjaga ketersediaan pangan. Keterlibatan langsung para TNI dalam proses panen padi diapresiasi oleh masyarakat setempat, seperti yang disampaikan oleh pemuda Jenetaesa, Ismail. Komandan Kodim 1422 Maros, Letkol Arm. Nikolas Sirilus juga menegaskan bahwa TNI akan terus mengawal setiap upaya menjaga stabilitas negara.
Upaya penyerapan hasil panen padi ini melibatkan TNI-Polri, Bulog, dan pengusaha penggilingan padi untuk memastikan hasil panen terserap dengan harga yang menguntungkan. Semua langkah ini diarahkan untuk melindungi kesejahteraan petani, menjaga stabilitas harga dan stok beras nasional, serta memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Semua pihak berharap dukungan masyarakat dalam menjaga stabilitas negara dan memakmurkan petani.