Mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak jenuh dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan tubuh, seperti masalah pencernaan dan gangguan tidur. Makanan berlemak umumnya ditemukan dalam produk hewani, seperti daging, keju, dan susu. Terdapat beberapa tanda yang menunjukkan bahwa asupan lemak sudah berlebihan dalam tubuh.
Dr. Elizabeth Klodas, MD, FACC, ahli jantung dan pendiri Step One Foods, menyoroti beberapa tanda peringatan dan efek jangka panjang yang dapat timbul akibat mengonsumsi terlalu banyak lemak. Lemak, yang mengandung dua kali lipat kalori daripada karbohidrat atau protein, dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Selain itu, asupan lemak jenuh juga dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL, yang merupakan jenis kolesterol “jahat”.
Penggunaan lemak sebagai sumber energi utama juga dapat menghasilkan keton yang menyebabkan napas tidak sedap. Selain itu, diet tinggi lemak yang kurang serat dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti sembelit. Konsumsi lemak jenuh dan trans juga dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kembung dan kelesuan.
Dalam jangka panjang, jika pola makan lebih mengutamakan makanan berlemak daripada makanan sehat lainnya, tubuh dapat kekurangan vitamin dan mineral penting. Selain itu, konsumsi terus menerus makanan tinggi lemak dapat meningkatkan risiko resistensi insulin, diabetes tipe 2, penyakit hati berlemak, hipertensi, dan bahkan penyakit kanker.
Kesimpulannya, mengatur pola makan dengan seimbang dan membatasi konsumsi makanan tinggi lemak dapat membantu menjaga kesehatan jangka panjang tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi dan memilih makanan sehat untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.