Curah hujan tinggi yang terus menerus telah menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Jabodetabek. Banjir ini menyebabkan rumah, kendaraan, dan stasiun kereta api terendam, bahkan di beberapa titik, airnya sudah mencapai atap rumah. Ketika terjadi banjir, BPBD Jakarta menyarankan warga untuk mencari informasi dari sumber terpercaya dan waspada terhadap arus air, saluran air, genangan air, serta tempat lain yang tergenang. Evakuasi segera ke tempat yang telah ditentukan dan prioritasnya ditujukan untuk kelompok rentan seperti orang sakit, penyandang disabilitas, anak-anak, ibu hamil, dan lansia.
Jika berada di tempat pengungsian, warga harus mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak, membersihkan area tidur, dan menjaga kebersihan. Selain itu, tidak disarankan untuk berjalan di arus air deras dan sebaiknya menggunakan tongkat untuk memastikan keamanan. Setelah banjir surut, langkah-langkah yang harus dilakukan termasuk mencari informasi kondisi terkini, kembali ke rumah setelah aman, menggunakan alas kaki, membersihkan lumpur, sterilisasi rumah, waspada terhadap instalasi listrik, binatang berbisa, area longsor, serta segera ke fasilitas kesehatan jika dibutuhkan. Selain itu, penting untuk memahami risiko potensial dan tindakan yang harus diambil saat bencana alam seperti banjir terjadi.
BNPB Indonesia merekomendasikan persiapan tas siaga bencana yang berisi kebutuhan dasar dan peralatan penting untuk bertahan selama minimal 3 hari. Beberapa barang yang disarankan untuk disertakan dalam tas siaga termasuk dokumen dan surat berharga, uang tunai, perlengkapan mandi, air mineral, obat-obatan dan P3K, alat penerangan, pakaian untuk 3 hari, peluit, masker, makanan ringan tahan lama, ponsel, dan powerbank. Dalam situasi darurat seperti ini, persiapan dan pengetahuan yang memadai dapat membantu dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan diri dan keluarga.