Selama menjalani puasa, masalah kantuk adalah sesuatu yang sering dialami oleh banyak orang. Hal ini biasanya disebabkan oleh perubahan pola tidur dan penurunan metabolisme tubuh, yang pada akhirnya bisa membuat produktivitas terganggu. Selain itu, saat berpuasa, perubahan jam makan dan minum juga berdampak pada pola tidur seseorang, di mana kebanyakan orang cenderung tidur larut malam dan bangun lebih awal untuk sahur. Perubahan ini dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan, membuat puasa menjadi lebih menantang.
Menurut Dr. Brian England, seorang Chiropractor dan ahli kedokteran fungsional di pusat pengobatan integratif Wellth, pergeseran pola tidur ini dapat memengaruhi hormon ritme sirkadian, yang pada gilirannya memengaruhi kualitas tidur. Kurang tidur juga dapat berdampak pada tingkat rasa lapar dan kenyang seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mengubah hormon pengatur nafsu makan leptin dan ghrelin, membuat puasa menjadi lebih sulit.
Tidak hanya itu, kurang tidur dan kualitas tidur yang buruk juga dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi, berdampak pada kesehatan jantung, suasana hati, memori, dan fungsi kognitif. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa langkah sederhana dapat dilakukan. Pertama, menjaga jadwal tidur yang konsisten dan mengalokasikan waktu tidur yang cukup setiap hari. Kedua, menjaga kebersihan tidur dengan mematikan layar gadget sebelum tidur dan menciptakan ruang tidur yang tenang. Terakhir, mengurangi konsumsi kafein, makanan berlemak, dan gula sebelum tidur.
Dengan fokus pada tidur yang berkualitas, serta pola makan yang sehat saat sahur, dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan selama menjalani puasa. Langkah-langkah sederhana ini dapat membuat puasa menjadi lebih nyaman dan menjaga kesehatan tubuh selama bulan suci tersebut.