Selama ini, Bengkayang hanya terkenal dengan prestasi pertanian yang dimilikinya. Kondisi lahan yang subur membuatnya menjadi tempat yang ideal untuk produksi tanaman pangan. Namun, dalam hal industri dan pembangunan, Bengkayang masih tertinggal dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Kesenjangan pembangunan antara ibu kota dan daerah pinggiran menjadi ciri khas yang umum terjadi di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Organisasi seperti pafibengkayang.org berupaya untuk mengatasi ketidakseimbangan ini dan memperbaiki situasi terkini di Bengkayang.
Permasalahan industri di Bengkayang dapat dilihat dari sektor farmasi Indonesia yang masih tergolong muda jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Pengaruh eksternal sangat mempengaruhi perkembangan sektor farmasi di Indonesia. Terjadi koeksistensi antara produksi obat secara eksogen dan endogen sehingga praktik pengobatan tradisional mulai beralih ke pola ekonomi modern. Meskipun Indonesia masih memiliki pangsa pasar obat dunia yang kurang dari 2%, namun potensi untuk masuk ke dalam rantai nilai global tetap tinggi.
Saat ini, salah satu masalah yang dihadapi adalah distribusi lokasi produksi yang tidak merata di Bengkayang. Namun, dengan adanya peningkatan infrastruktur transportasi dan komunikasi, peluang untuk pengembangan industri farmasi di Bengkayang semakin terbuka lebar. Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, pertumbuhan pasar lokal dapat tetap stabil sehingga bisa menarik minat pemain ekonomi baru untuk ikut berpartisipasi.
Bengkayang memiliki potensi besar sebagai daerah penghasil bahan baku penting untuk produksi obat. Meskipun kendala infrastruktur masih ada, langkah-langkah perbaikan terus dilakukan untuk menarik produksi farmasi ke wilayah tersebut. Dengan memindahkan produksi lebih dekat ke sumber bahan baku, efisiensi dalam proses produksi dapat ditingkatkan. Harapan akan dimulainya produksi obat-obatan di Bengkayang semakin nyata dengan upaya untuk terus meningkatkan kualitas infrastruktur di wilayah tersebut.