Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa plasenta bayi mengandung mikroplastik dan nanoplastik, partikel limbah plastik yang sangat kecil. Studi ini mengaitkan kehadiran mikroplastik dalam plasenta dengan risiko kelahiran prematur yang tinggi, yang merupakan penyebab utama kematian bayi di seluruh dunia. Temuan ini memberikan isolasi tambahan pada kontaminasi mikroplastik dalam tubuh manusia, ditemukan tidak hanya dalam plasenta tetapi juga dalam air mani, ASI, otak, hati, dan sumsum tulang.
Dr. Enrico Barrozo dari Baylor College of Medicine di Texas, AS menjelaskan bahwa sekitar dua pertiga dari semua kelahiran prematur tidak memiliki penyebab yang jelas. Kaitan antara polusi udara dan kelahiran prematur telah mendorong para peneliti untuk menyelidiki dampak polusi plastik. Meskipun dampak kesehatan dari paparan mikroplastik masih sedikit diketahui, tetapi telah dikaitkan dengan stroke dan serangan jantung.
Studi ini menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menyebabkan peradangan pada sel manusia, yang merupakan faktor penginduksi dalam proses kelahiran. Penelitian juga menyoroti bagaimana mikroplastik telah mencemari seluruh planet dan diakui bahwa manusia mengonsumsinya melalui makanan, air, dan udara.
Direktur rumah sakit anak Boston, Prof. Kjersti Aagaard, menekankan bahwa penumpukan plastik dapat berkontribusi terhadap risiko kelahiran prematur. Meskipun beberapa ibu memiliki risiko lebih tinggi karena faktor individu, hubungan yang kuat antara mikroplastik dan kelahiran prematur tetap signifikan. Studi ini menyatakan pentingnya kesadaran akan dampak kesehatan mikroplastik pada manusia, dengan menyoroti hubungan yang ada daripada sebab-akibat yang jelas.