Tuesday, May 13, 2025
HomeBerita"Penemuan Korupsi di Sulsel: Analisis dan Solusi"

“Penemuan Korupsi di Sulsel: Analisis dan Solusi”

Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo, baru-baru ini masuk dalam daftar finalis pemimpin paling korup di dunia oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Laporan “Corrupt person of the year 2024” menempatkan Presiden Suriah, Bashar Al Assad, sebagai pemenang utama. Selain Jokowi, beberapa tokoh dunia lainnya juga masuk dalam daftar finalis, termasuk Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan pengusaha India Gautam Adani.

Nominasi ini didasarkan pada kebijakan kontroversial yang diambil selama masa pemerintahan Jokowi. PDIP Politician, Djarot Saiful Hidayat, mengakui bahwa kasus korupsi terus meningkat di Indonesia dalam lima tahun terakhir, namun enggan mencampurkan Jokowi dalam permasalahan tersebut. Dia menyoroti kasus korupsi timah yang merugikan negara hingga Rp 300 triliun, tetapi pelakunya hanya dihukum dengan 6 tahun 6 bulan penjara.

Secara keseluruhan, tingkat korupsi di Indonesia terus menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Analogi tentang perjuangan nelayan tua Santiago dalam novel “Old Man and The Sea” mencerminkan upaya para penegak hukum yang berjuang melawan korupsi di tengah lautan perilaku koruptif. Namun, tantangan dan hambatan terus muncul, seperti halnya ketika Santiago menghadapi hiu yang mencoba merampas hasil tangkapannya.

Pemberantasan korupsi juga diwarnai dengan usaha “fight back” yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait. Mulai dari teror, penghilangan bukti, celah prapradilan, hingga perlakuan yang bertentangan dengan hukum, seperti revisi Undang-Undang KPK. Nasib pemberantasan korupsi di Indonesia di bawah komando Prabowo-Gibran menjadi tanda tanya besar, apakah upaya tersebut bisa mengatasi tantangan yang ada atau hanya sebagai simbol perlawanan yang tidak berarti.

BERITA TERKAIT

berita populer