Musim ini merupakan periode sulit bagi Manchester United dalam hal mencetak gol. Mereka telah mengalami kesulitan dalam membobol gawang lawan di Liga Premier dan hanya menciptakan 46 peluang emas, yang membuat mereka berada di posisi kesembilan dalam statistik tersebut. Ini tentu bukan pencapaian yang diharapkan dari klub sebesar United.
Bahkan saat mereka berhasil meraih kemenangan dalam Piala EFL melawan Tottenham Hotspur, tiga gol yang mereka cetak sebagian besar didukung oleh blunder kiper Fraser Forster. Lebih mengkhawatirkan lagi, jika dikecualikan gol-gol dari titik penalti, United hanya mampu mencetak 18 gol di liga, menempatkan mereka di peringkat lima terbawah dalam hal produktivitas gol.
Kemampuan mencetak gol dari duo andalan Bruno Fernandes dan Marcus Rashford juga terbilang minim, dengan masing-masing baru mencetak empat gol di Liga Premier. Di mana terdapat 30 pemain lain di liga yang mampu mencetak gol lebih banyak dari keduanya.
Tidak hanya itu, kontribusi yang minim dari striker muda seperti Rasmus Hojlund yang baru mencetak dua gol, serta Joshua Zirkzee yang mengemas tiga gol, membuat lini depan United terlihat semakin rapuh. Meskipun keduanya masih memiliki potensi untuk berkembang, namun produktivitas yang rendah ini jelas tidak sesuai dengan standar tinggi yang diharapkan dari Manchester United.