Muh. Quraisy Mathar, Mantan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perkembangan terbaru di perpustakaan tersebut. Sebuah desas-desus yang semakin menggelegar menarik perhatiannya, terutama setelah mendengar tentang penangkapan seorang staf di belakang rektorat. Kesedihan dan kekhawatiran pun menghampiri saat ia berada di perpustakaan, tempat yang biasa digunakan untuk salat Duhur setiap Selasa.
Dalam perjalanan kariernya sebagai dosen dan akademisi, Mathar teringat perjuangannya untuk meningkatkan kualitas Jurusan Ilmu Perpustakaan. Mulai dari mengalihkan status pustakawan menjadi dosen hingga membuka program S2 Ilmu Perpustakaan di UIN Alauddin. Prestasi demi prestasi pun berhasil diraih, termasuk perpustakaan yang berhasil mencapai akreditasi A.
Namun, kini ia merasa khawatir dengan masa depan perpustakaan yang pernah dibanggakannya. Dampak dari desas-desus yang semakin menguat membuatnya berpikir tentang nasib perpustakaan dan para pengunjung setianya. Dalam kesendirian, ia tersenyum pahit sambil merenungkan perjalanan panjang perpustakaan itu.
Dengan penuh kepedulian dan kecintaan pada dunia perpustakaan, Mathar mendorong para staf dan pustakawan untuk terus berkembang dan menjaga kualitas layanan. Meskipun terbersit kekhawatiran, namun ia yakin bahwa perpustakaan bukan sekadar tempat, melainkan sebuah pusat pengetahuan yang harus terus dijaga dan dihargai. Semoga, semangat dan dedikasi untuk dunia perpustakaan tetap terjaga, demikianlah harapan dari Muh. Quraisy Mathar.