Jakarta, CNBC Indonesia – Mikroplastik ada di mana-mana. Tidak hanya ditemukan di laut dan udara, tetapi juga dalam makanan dan berbagai jaringan tubuh. Terbaru, partikel plastik yang sangat kecil itu juga telah tersebar luas di produk kosmetik.
Melansir Newsweek, produk seperti lulur wajah dan pembersih wajah telah mendapat sorotan karena penggunaan butiran mikro dan plastik lainnya. Mikroplastik disebut banyak ditemukan pada produk kosmetik tanpa dibilas seperti pelembap, sunscreen, pembersih make up, dan lipstik.
“Mikroplastik sengaja ditambahkan ke beberapa produk untuk mencapai efek tertentu, tergantung pada formulasinya,” kata Anna Kukkola, seorang peneliti geografi, bumi, dan ilmu lingkungan di Universitas Birmingham kepada Newsweek.
“Namun, jumlah dan karakteristik mikroplastik dalam produk kosmetik dan perawatan tubuh di luar produk bilas seperti lulur wajah dan pasta gigi sebagian besar tidak diketahui,” paparnya.
Dalam sebuah makalah baru, yang diterbitkan dalam Journal of Hazardous Materials, Kukkola dan rekan-rekannya meninjau pengetahuan tentang mikroplastik dalam produk yang tidak perlu dibilas ini dan potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia.
“Tidak semua produk kosmetik mengandung mikroplastik, jadi penting untuk tidak menggeneralisasi. Namun, kami memang memerlukan lebih banyak penelitian di bidang ini untuk lebih memahami sejauh mana penggunaan dan dampak potensialnya,” tambahnya.
Lantas, mengapa mikroplastik menjadi masalah?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan mikroplastik kronis dapat mengganggu pelepasan hormon alami, yang berpotensi memengaruhi sistem reproduksi kesuburan.
Bahaya mikroplastik lainnya pada kesehatan yakni memicu pertumbuhan tumor, penghambat sistem imun, meningkatkan risiko penyakit jantung serta risiko berbagai kanker.
“Penelitian tentang dampak mikroplastik pada kesehatan manusia masih dalam tahap awal, jadi sulit untuk membuat pernyataan yang pasti,” kata Kukkola.
Dari sudut pandang kesehatan, hanya ada sedikit pengetahuan tentang apa yang terjadi pada produk-produk ini setelah dioleskan ke kulit. Ada beberapa kemungkinan jalur yang dilalui bahan-bahan ini untuk diserap oleh tubuh kita, tergantung pada cara penggunaan produk.
Hal ini khususnya berlaku untuk kosmetik tanpa bilas, di mana satu orang mungkin menggunakan lusinan produk berbeda yang dioleskan pada waktu yang berbeda sepanjang hari.
“Misalnya, pelembab bibir dapat tertelan, sementara ada kemungkinan partikel plastik berukuran lebih kecil dapat menembus kulit dan masuk ke dalam tubuh, melalui folikel rambut dan saluran keringat,” jelas Kukkola.
Meski demikian, tim menyimpulkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian tentang dampak kesehatan dari mikroplastik terhadap kosmetik yang tidak perlu dioleskan, serta regulasi dan pemantauan yang komprehensif.
(hsy/hsy)
Next Article
Studi: Indonesia Paling Banyak Konsumsi Mikroplastik di Dunia