Thursday, December 5, 2024
HomeLainnyaAgus Joko Pramono: Transparansi Itu Penting di Tengah Tantangan Etika untuk Pimpinan...

Agus Joko Pramono: Transparansi Itu Penting di Tengah Tantangan Etika untuk Pimpinan KPK

Agus Joko Pramono: Etika Jadi Salah Satu Momok bagi Pimpinan KPK

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK) baru saja menyelesaikan tahap wawancara untuk para Calon Pimpinan (Capim) KPK. Berbagai pertanyaan terkait kapasitas, integritas, dan strategi untuk memperkuat kinerja lembaga antirasuah ini diajukan kepada para calon, mengingat banyaknya tantangan yang harus dihadapi KPK di masa mendatang.

Integritas Capim KPK: Tantangan Besar untuk Memperbaiki Citra Lembaga

Belakangan ini, isu etika menjadi momok tersendiri bagi pimpinan KPK. Hal ini terlihat dari kasus pemberhentian Ketua KPK, Firli Bahuri, pada akhir tahun 2023 lalu yang menyoroti lemahnya penerapan standar etika di internal lembaga ini. Oleh karena itu, integritas para capim menjadi faktor krusial yang dipertimbangkan oleh Pansel. Di sisi lain, masalah kinerja KPK juga menjadi sorotan. Transparency International memberikan skor 34 untuk Indonesia, menempatkan negara ini di peringkat 115 dalam Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun 2023. Hasil ini menunjukkan bahwa upaya pemberantasan korupsi, di mana KPK menjadi motor penggeraknya, masih belum memberikan hasil yang signifikan.

Peran OTT dalam Pemberantasan Korupsi Dinilai Kurang Efektif

Meski publik sering disuguhi oleh pemberitaan langsung tentang operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh KPK, peneliti dari Universitas Janabadra dan Universitas Gadjah Mada, Oktavianto dan Abheseka, berpendapat bahwa OTT saja belum cukup. Dalam artikel mereka di Jurnal Antikorupsi Integritas, disebutkan bahwa meskipun OTT dinilai efektif untuk menangkap pelaku, namun kontribusinya dalam memperbaiki sistem dan mencegah korupsi di tingkat kebijakan masih minim.

Pentingnya Peningkatan Kinerja dan Penguatan Integritas

Dengan berbagai tantangan yang ada, pertanyaan mengenai visi dan strategi para capim untuk memimpin KPK menjadi hal yang krusial. Langkah yang diambil oleh pimpinan baru KPK harus mampu menjawab berbagai persoalan, baik dari sisi etika maupun kinerja, demi mengembalikan kepercayaan publik dan memperkuat peran KPK dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Pandangan Agus Joko Pramono dan Luhut Binsar Panjaitan Soal Transparansi KPK

Pandangan mengenai kinerja KPK dan pemberantasan korupsi di Indonesia kembali menjadi sorotan. Dalam acara peluncuran Simbara pada bulan Juli 2024, Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, secara tegas menyebut bahwa operasi tangkap tangan (OTT) yang kerap dilakukan KPK sebagai sesuatu yang “kampungan”.

Visi Capim KPK dalam Meningkatkan Kinerja Lembaga

Pernyataan Luhut ini tentu menimbulkan berbagai reaksi, terutama dari para Calon Pimpinan (Capim) KPK. Pandangan mereka tentang pengelolaan dan kinerja KPK dalam upaya pemberantasan korupsi menjadi krusial, mengingat nama-nama capim tersebut akan segera diserahkan oleh Panitia Seleksi (Pansel) kepada Presiden.

Agus Joko Pramono: Transparansi Adalah Kunci

Salah satu capim KPK, Agus Joko Pramono, menegaskan pentingnya transparansi dalam tubuh KPK. Menurut Agus, penilaian negatif yang beredar di publik tidak terlepas dari kurangnya keterbukaan informasi di lembaga antirasuah ini.

“Saya berusaha untuk menyampaikan bahwa transparansi itu penting, sehingga berita negatif dapat dengan mudah dieliminasi,”

— Agus Joko Pramono, 17 September 2024

Pernyataan tersebut disampaikan Agus setelah ia menyelesaikan wawancara dengan Pansel KPK pada tanggal 17 September 2024. Mendorong transparansi di KPK, lanjutnya, bukanlah tugas yang mudah, mengingat diperlukan keberanian, komitmen, dan integritas yang kuat dalam memimpin lembaga ini.

Rekam Jejak Agus Joko Pramono dalam Mengusung Transparansi

Apa yang diungkapkan Agus Joko Pramono tentunya berlandaskan pada pengalamannya. Sebelumnya, Agus pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan selama 7 tahun memimpin Majelis Kode Kehormatan dan Etik (MKKE) BPK. Selama masa tersebut, ia berhasil membangun komunikasi yang baik dengan berbagai lembaga, media, serta publik. Di level internasional, Agus juga memiliki rekam jejak yang patut diapresiasi. Pada Desember 2019, ia menjabat sebagai Ketua Delegasi pada General Assembly ke-31 di International Maritime Organization (IMO). Tidak hanya itu, Agus juga berbicara di berbagai forum global seperti:

  • The 3rd South East Asia Forum on Implementation of the Sustainable Development Goals di Bangkok, Thailand (Oktober 2019)
  • UNDESA IDI Joint Meeting on SAI Contributions to the 2030 Agenda and the Sustainable Development Goals di New York, Amerika Serikat (Juli 2019)

Keberanian Agus Joko Pramono dalam Mengedepankan Transparansi

Selama proses seleksi capim KPK, Agus Joko Pramono secara transparan mengungkapkan seluruh rekam jejaknya, yang jarang dilakukan oleh capim-capim lainnya. Keberaniannya dalam membuka diri dan menunjukkan komitmen pada transparansi menjadikan Agus sebagai salah satu calon yang patut diperhitungkan untuk memimpin KPK ke depannya. Dengan keahlian dan kapasitas kepemimpinan yang telah diakui secara nasional maupun internasional, Agus Joko Pramono dinilai mampu mengembalikan kepercayaan publik terhadap KPK serta memperkuat peran lembaga ini dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Sumber: https://jabar.tribunnews.com/2024/09/28/etika-jadi-salah-satu-momok-bagi-pimpinan-kpk-agus-joko-pramono-transparansi-itu-penting

Source link

BERITA TERKAIT

berita populer