Monday, October 14, 2024
HomeGaya HidupJangan Anggap Remeh, Begini Bahaya Darah Tinggi pada Wanita Hamil

Jangan Anggap Remeh, Begini Bahaya Darah Tinggi pada Wanita Hamil




Jakarta, CNBC Indonesia – Darah tinggi atau hipertensi bisa terjadi pada siapa saja termasuk wanita hamil. Pada ibu hamil, kondisi ini perlu diwaspadai agar tidak terjadi komplikasi yang membahayakan ibu hamil dan kandungannya.

Pada dasarnya, penyebab hipertensi pada Ibu hamil tidak berbeda dengan kondisi normal. Hal ini dipicu karena adanya peningkatan tekanan aliran darah yang dipompa oleh jantung sehingga menyebabkan kerusakan dinding arteri di pembuluh darah.

Hipertensi dalam kehamilan merupakan kondisi ketika tekanan darah ibu hamil berada di atas angka 140/90 mmHg. Kondisi ini biasanya muncul saat usia kehamilan sekitar 20 minggu, tetapi bisa juga muncul lebih awal.

Ciri-ciri Hipertensi saat Hamil

Selain peningkatan tekanan darah, tensi tinggi saat hamil biasanya disertai dengan beberapa gejala atau ciri-ciri, seperti pembengkakan tungkai, penurunan produksi air seni, peningkatan berat badan secara signifikan secara mendadak, penglihatan kabur yang terjadi secara tiba-tiba, mual dan muntah, nyeri ulu hati atau sekitar perut, peningkatan kadar protein dalam urin dan perubahan fungsi ginjal dan hati.

Bahaya hipertensi pada ibu hamil

1. Pertumbuhan janin terhambat
Saat aliran darah ke plasenta berkurang, janin tidak mendapat cukup oksigen dan nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan berat badan lahir rendah.

2. Kelahiran prematur
Saat kondisi hipertensi dalam kehamilan semakin memburuk, dokter akan menyarankan kelahiran bayi secara prematur dengan jalan induksi atau operasi caesar. Hal ini dilakukan untuk mencegah eklamsia dan komplikasi lainnya.

3. Solusio plasenta
Merupakan suatu kondisi ketika plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum proses persalinan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan plasenta dan perdarahan hebat.

4. Kardiovaskular
Preeklamsia dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular setelah melahirkan, seperti penyakit jantung dan stroke. Risiko ini akan lebih tinggi jika ibu melahirkan secara prematur. Namun, risiko ini dapat dikurangi dengan pengobatan rutin dan gaya hidup sehat.

Selain itu, hipertensi dalam kehamilan yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh, seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati. Dalam kasus yang parah, kondisi ini juga dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.

Cara Atasi Darah Tinggi saat Hamil
Pemeriksaan kehamilan secara teratur dapat mendeteksi secara dini tanda-tanda hipertensi dalam kehamilan, maupun komplikasi kehamilan yang lain. Selain itu, pemeriksaan urin yang termasuk ke salah satu pemeriksaan saat kontrol kehamilan.

Tidak hanya itu, ada juga berbagai makanan yang perlu dihindari karena mengandung banyak kalori hingga menyebabkan hipertensi bagi ibu hamil. Beberapa diantaranya yakni bayam, kacang-kacangan, dan buah-buahan tertentu.

Para ibu hamil juga dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup dan minum jus penurun darah tinggi. Hindari pula mengonsumsi minuman beralkohol dan mengelola stres dengan baik.

(miq/miq)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi & Prospek Cuan Bisnis Vegan Body Care





Next Article



Jangan Sepelekan, Ini Faktor Risiko Penyebab Tekanan Darah Tinggi



Source link

BERITA TERKAIT

berita populer