Monday, February 10, 2025
HomeGaya HidupOgah Nganggur, Lulusan S2 China Pilih Kerja Mengurusi Jenazah

Ogah Nganggur, Lulusan S2 China Pilih Kerja Mengurusi Jenazah

Di China, terjadi krisis pasar kerja dimana banyak lulusan universitas ternama dari jenjang S1 hingga S2 memilih bekerja di luar kompetensi daripada menganggur. Sebuah berita viral dari South China Morning Post (SCMP) melaporkan bahwa terdapat peningkatan jumlah pelamar yang ingin bekerja sebagai kremator di pusat pemakaman di daerah Guangzhou, China Selatan.

Pekerjaan sebagai kremator mengharuskan seseorang untuk melakukan kremasi jenazah di krematorium. Posisi ini diharuskan diisi oleh orang yang memiliki pendidikan tinggi, SIM, dan izin tinggal permanen. Pekerjaan tersebut pun mengharuskan mereka untuk bekerja malam hari dan berinteraksi langsung dengan jenazah. Meskipun gajinya tidak sebesar rumor yang beredar, namun posisi ini berhasil menarik perhatian banyak orang.

Banyak pelamar yang merupakan lulusan universitas bergengsi seperti Chinese University of Hong Kong dengan gelar S2 dalam bidang filsafat, serta lulusan arsitektur dan kimia dari universitas ternama di Guangzhou. Fakta ini membuka mata akan situasi kerja yang tidak menguntungkan di China. Tingginya angka pengangguran di berbagai kelompok usia, terutama di kalangan lulusan, menjadi bukti bahwa lapangan pekerjaan semakin sulit ditemukan.

Data dari Biro Statistik Nasional menunjukkan tingkat pengangguran di kelompok usia 16-24 tahun mencapai 15,3%, sementara di kelompok usia 25-29 tahun mencapai 7,2%. Diperkirakan angka tersebut akan terus naik dengan 12 juta lulusan mencari pekerjaan di musim panas tahun 2024. Situasi ini mendorong banyak orang untuk memilih bekerja di luar bidang kompetensinya daripada menganggur.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan masalah pengangguran di China dan merupakan topik perdebatan publik yang serius. Membanjirnya lamaran untuk posisi krematorium hanya menjadi gambaran kecil dari tantangan besar yang harus dihadapi dalam mencari pekerjaan. Hal ini menggambarkan bahwa krisis pasar kerja di China sedang mengkhawatirkan.

Source link

BERITA TERKAIT

berita populer